E-commerce dibedakan menjadi
tujuh jenis berdasarkan kepada siapa saja pelaku (penjual dan pembeli)
yang terlibat di dalamnya, bagaimana interaksi antar pembeli dan penjual,
serta proses yang terjadi di dalamnya. Ajeet Khurana di dalam tulisan online
nya berjudul Types Of E-Commerce, menyatakan ada empat jenis kategori di dalam
e-commerce saat ini. Keempat jenis e-commerce tersebut meliputi:
1. E-Commerce
Business to Business (B2B)
2. E-Commerce
Retail atau Business to Customer (B2C)
3. E-Commerce
Customer to Business (C2B)
4.
E-Commerce Customer to Customer (C2C)
Sedangkan menurut Tutorial Point (http://www.tutorialspoint.com/e_commerce/e_commerce_business_models.htm), terdapat
tiga lagi tambahan jenis e-commerce, selain keempat jenis yang telah disebutkan
diatas. Meliputi :
1. Business to Goverment (B2G)
2. Goverment to
Business (G2B)
3. Goverment to
Citizen (G2C)
C2B dan C2C merupakan
dua buah penambahan baru di dalam jenis e-commerce, yang muncul sebagai
dampak dari makin pesatnya kemajuan teknologi, yang turut mempengaruhi
e-commerce. Sedangkan B2G, G2B, dan G2C muncul sebagai akibat keterlibatan
pemerintah (Government) secara
langsung di dalam proses E-Commerceterhadap
bisnis dan masyarakat. Pemerintah bertindak sebagai regulator (pemberi regulasi
atau aturan unutk disepakati bersama) sekaligus menjadi pelaku di dalamnya.
Pembahasan untuk ketujuh jenis E-Commerce ini
disajikan pada sub bab di bawah.
1. E-Commerce Businees to Business (B2B)
Bagian pertama yang
dijelaskan mengenai E-Commerce adalah E-Commerce
Business to Business (B2B), yaitu bentuk interaksi E-Commerce secara
online yang terjadi antara produsen (perusahaan, intdustri rumah tangga,
penyedia barang dan jasa) dengan distributor (Supplier) dan
Pengecer. Distributor atau pengecer ini kemudian menyalurkan produk tersebut ke
konsomen masing-masing. Bentuk distribusi ini bersifat umum dan tidak langsung
berinteraksi dengan konsumen akhir yang memerlukan barang dan jasa tersebut.
Di
dalam proses Business to Business (B2B) yang terjadi pada
e-commerce ini, terjadi kegiatan yang mencakup Supplay Chain,
pertukaran informasi, maanjemen operasional, dan lain-lain. Bagan di bawah ini
menunjukkan bagaimana sebuah e-commerce Business to Business (B2B) terjadi
dan alur di dalamnya :
Gambar e-commerce Business to Business (B2B)
Dari gambar di atas
terlihat bahwa ada tiga tahap pada e-commerce Business to Business (B2B).
Meliputi Physical Distribution, Information Exchange, dan Business Process
Integration. Pada tahap Physical Distribution, terjadi distribusi produk secara
fisik, dimana di dalamnya melibatkan Manufacturing Supply Chain. Manufacturing
Supply Chain terdiri atas Supplier (S), Manufacturing (M), dan Customer (C).
Manufacturing Supply Chain terdiri atas dua bagian, yaitu :
1) Upstream (level atas) yang melibatkan Supplier (S) dengan
Manufacturer (M). Manufacturer
menyalurkan produk ke supplier, bukan ke konsumen.
2) Downstream (Level bawah)
yang melibatkan Manufacturer (M) dengan Customer (C). Manufacturer menyalurkan
produk langsung ke konsumen akhir.
Pada tahap Information Excahange terjadi proses pertukaran
informasi dimana B2B terjadi di sini anatara Supplier (S) dengan manufacturer
(M) dan Manufacturer (M) dengan Customer (C). Tahap terakhir adalah Business
Process Integration, dimana terjadi penggabuangan atau integrasi dari beberapa
proses bisnis yang melibatkan kolaborasi antara Supplier dan Manufacturer serta
kolaborasi Manufacturer dengan Customer. Bagian ini akan diperlukan oleh
Opartion Management yang berada di level selanjutnya.
2. E-Commerce Retail (Businees to Customer/B2C)
Retail atau Business
to Customer (B2C) merupakan bagian dari e-commerce yang menekankan kepada proses
pemesanan, pembelian, dan penjualan produk atau jasa melalui akses internet.
Hal ini berarti bahwa penjual dan pembeli dapat langsung bertransaksi secara
elektornik dan online, memanfaatkan fitur fitur yang disediakan. Misalkan
keranjang belanja virtual dan pembayaran secara elektronik memanfaatkan kartu
kredit dan sebagainya.
E-commerce
Retail B2C yang dilakukan secara online melibatkan pelaku-pelaku berupa
Customer, Business Organization, dan Website. Pada Business Organization ke
Customer, terdapat supplies yang berfungsi sebagai proses penyaluran atau
distribusi (Supply) produk yang akan dijual. Kemudian antara Business
Organization dan Website terjadi proses transaksi jual beli berupa pemrosesan
pemesanan online (Order Processing). Dari Customer ke Website terdapat order,
yang menyatakan kondisi dimana konsumen dapat melakukan pemesanan produk yang
diinginkan (Order) secara online. Bagan dari Business to Customer (B2C)
disajikan pada gambar di bawah ini:
Gambar Bagan E-Commerce Business to Customer (B2C)
Salah satu bagian dari proses E-Commerce Retail atau E-commerce Business to Customer (B2C) ini adalah proses Dropship, yaitu proses pemesanan barang oleh konsumen untuk kemudian dilakukan prose pengiriman barang pesanan tersebut sesuai dengan alamat yang diberikan oleh konsumen. Gambar di bawah ini menunjukkan ilustrasi alur dari e-commerce Business to Customer (B2C) atau e-commerce Retail untuk Dropship :
Dari ilustrasi gambar di atas untuk Business to Customer (B2C) atau Retail mengenai Dropship, maka dapat diketahui urutan langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Konsumen mengakses website toko online untuk mencari produk atau barang yang diinginkan.
2. Pemilik usaha atau toko online menerima data pembelian dari konsumen berupa informasi barang atau produk yang dipesan, alamat konsumen, informasi pembayaran serta identitas konsumen.
3. Pemiliki toko online mengirimkan barang tersebut ke alamat konsumen dengan memanfaatkan kurir jasa pengiriman barang.
4. Dropship, yaitu kurir akan mengirimkan barang ke alamat yang diinformasikan oleh konsumen.
3. E-Commerce Customer to Businees (C2B)
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka E-Commerce pun juga turut berkembang, kemunculan C2B (Customer to Business) dan C2C (Customer To Customer) oleh makin pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Perubahan gaya hidup pengguna internet saat ini. E-Commerce Customer To Business (C2B) merupakan bentuk E-Commerce yang berkebalikan dengan E-Commerce pada umumnya, dimana konsumen berperan aktif dengan cara memberitahukan kepada khalayak internet mengenai kebutuhannya, untuk kemudian satu atau beberapa buah perusahaan atau layanan produk dan jasa akan mencoba menawarkan produk dan jasanya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Terdapat tiga komponen pada E-Commerce Customer To Bussines (C2B), yaitu website, Business Organization, dan Customer. Customer melakukan pemesanan (produk maupun layanan) melalui layanan website yang tersedia, dimana website menyertakan beragam pilihan dengan harga masing-masing. Customer kemudian melakukan pemesanan (Order) melalui website. Order terdebut lalu diproses oleh Business Organization yang menyediakan barang atau layanan yang di pesan oleh Customer. Customer melakukan pembayaran secara elektrinik langsung ke Business Organization. Setelah pembayaran diterima, kemudian Business Organization mengirimkan barang yang di pesan tersebut ke Customer. Perhatikan ilustrasi gambar berikut ini :
Gambar E-commerce Customer to Business (C2B)
Layanan C2B banyak ditemui di dalam website E-Commerce yang bersifat portal, dimana konsumen dapat berperan aktif memposting berita atau informasi mengenai apa yang dibutuhkannya (baik produk maupun jasa), untuk kemudian disanggupi untuk disediakan oleh satu atau beberapa pihak penjual. Misalkan :
1. Sebuah keluarga berencana berlibur ke Bali minggu depan, kemudian kepala keluarga (ayah) memposting informasi pada website forum diskusi khusus E-Commerce mengenai kebutuhannya tersebut (tiket pesawat, tempat menginap, jasa sewa mobil dan supir, guide tempat makan, tempat wisata, dan sebagainya). Postingan si ayah tersebut (dalam hal ini ayah bertindak sebagai konsumen aktif) kemudian akan ditanggapi oleh para penjual. Misalkan dari biro perjalanan, pihak hotel atau penginapan, pihak penjual souvenir, layanan sewa mobil (beserta guide) dan pihak-pihak lain yang merasa memiliki apa yang diinginkan oleh sang konsumen tersebut. Masing-masing berlomba untuk dapat memenuhi kebutuhan si konsumen.
2. Seorang pengguna internet memanfaatkan layanan website e-commerce untuk menanyakan kepada seluruh pengguna internet, apakah ada yang mampu untuk menjadi distributor untuk 10 buah Notebook (beserta sistem operasi Linux dan aplikasi-aplikasi Open Source di dalamnya) kepada dirinya, untuk dijual di toko fisiknya.Postingan ini kemudian ditanggapi oleh sejumlah produsen dan distributor dari sejumlah merek (Brand) Notebook. Masing-masing berlomba memberikan penawaran terbaik, dalam hal harga, bonus, dan sebagainya.
4. E-Commerce Customer to Customer (C2C)
E-commerce jenis C2C muncul sebagai akibat adanya kemajuan di dalam teknologi website, sehingga antar pengguna dapat saling berinteraksi satu sama lain dan konten disediakan (Generate) oleh pengguna itu sendiri. Bentuk interaksi aktif ini mempengaruhi juga bentuk e-commerce yang terjadi. Pada ecommerce Customer to Customer (C2C) tersedia sebuah website e-commerce dimana pengguna dapat menjuak produk dan jasa di website tersebut, sekaligus juga dapat mencari produk dan jasa yang diinginkannya dan melakukan transaksi.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini. Terdapat tiga buah elemen, yaitu Website, Customer 1, dan Customer 2. Customer 1 bertindak sebagai penjual, dimana Customer 1 memiliki produk dan dijual melalui perantara Website. Customer 2 bertindak sebagai konsumen, dimana customer 2 memerlukan produk yang ditawarkan oleh customer 1 melalui website. Customer 1 meletakkan iklan (adverstisement) pada website, dimana Customer 2 melihat iklan tersebut dan menghubungi Customer 1 untuk transaksi lebih lanjut. Customer 2 melakukan pembayaran secara elektronik (maupun langsung) kepada Customer 1, kemudian Customer 1 mengirimkan barang yang dipesan tersebut ke Customer 2.
Gambar E-commerce Customer to Customer (C2C)
Bentuk-bentuk E-commerce C2C ini dapat Anda temui di layanan EBay (www.ebay.com), lapak Kaskus (www.kasksu.co.id), dan sebagainya. Bentuk website ini umumnya forum, di mana terdapat sejumlah postingan Thread uang memuat produk dan jasa yang diposting langsung oleh pengguna bersangkutan, yang ingin menawarkan produk maupun jasa ke pengguna lainnya. Demikian juga, pengguna lainnya dapat melakukan pencarian untuk produk barang maupun jasa yang diinginkannya, kemudian melakukan interaksi langsung dengan pengguna yang memiliki produk tersebut. Proses pembayaran dapat menggunakan pembayaran elektronik (baik ke rekening pribadimaupun rekening bersama) ataupun bertemu langsung di suatu tempat.
5. E-Commerce Business to Government (B2G)
E-commerce Business to Government (B2G) dimaksudkan sebagai bentuk penyesuaian dari jenis e-commerce Business to Business (B2B) yang telah dijelaskan sebelumnya di bagian atas. Yang membedakan adalah pada jenis Business to Government (B2G) ini, pemerintah bekerja sama dengan pihak bisnis (perusahaan swasta) dalam bentuk penyediaan regulasi (aturan yang disepakati bersama), penyediaan media untuk aplikasi bagi pemerintah dan dunia bisnis, serta pemberian akreditasi bagi website E-Commerce yang digunakan oleh pihak atau kelompok bisnis (perusahaan swasta) untuk kegiatan E-Commerce Business to Government (B2G) ini. Gambar di bawah ini menunjukkan bagan sederhana yang mengilustrasikan E-Commerce Business to Government (B2G).
Gambar E-Commerce Business to Government (B2G)
Dari gambar di atas terlihat adanya tiga buah elemen pada E-Commerce Business to Government (B2G), yaitu Business Organization, Website, dan Government.
6. E-Commerce Government to Business (G2B)
E-Commerce Government to Business (G2B) merupakan bentuk dari E-Commerce yang ,elibatkan pemerintah (Gevernment) dengan pihak bisnis (persahaan). Bentuk interaksi ini akan melibatkan transaksi penjualan barang, jasa maupun keduanya, dalam skala kecil, skala menengah, hingga skala besar. Pemerintah ikut terlibat langsung di dalamnya melalui hubungan dengan pihak swasta, agar tercipta sebuah bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Perantara untuk hubungan antara pemerintah dengan swasta tersebut adalah melalui website, yang dilakukan secara online dan mobile. Gambar di bawah ini menunjukan ilustrasi sederhana dari bagan E-Commerce Government to Business (G2B).
Gambar E-Commerce Government to Business (G2B)
Dari gambar ilustrasi diatas dapat diketahui bahwa pada E-Commerce Government to Business (G2B) terdapat tiga elemen berupa government, website, dan business organization. Government untuk dapat terhubung dengan business organization, harus melalui perantara website. Proses ini dilakukan secara online maupun mobile.
Sebagai contoh dari bentuk layanan E-commerce Government to Business (G2B) ini adalah lelang yang diadakan oleh pemerintah untuk kalangan bisnis (perusahaan swasta) secara online, berbasis web dan mobile. Misalkan saja lelang sejumlah asset pemerintahan(peralatan kantor, gedung, tanah, barang sitaan) untuk kemudian digunakan sebagai tambahan biaya pembangunan. Lainnya lagi adalah tender proyek yang melibatkan perusahaan swasta. Perusahaan yang mampu memenangkan tender akan bekerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan proyek bersangkutan sesuai dengan biaya dan tujuan yang disepakati bersama.
7. E-Commerce Government to Citizen (G2C)
E-Commerce Government To Citizen (G2C) merupakan e-commerce yang melibatkan pemerintah (baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) dengan masyarakat umum (baik pribadi maupun kelompok, namun bukan dalam bentuk perusahaan). Masyarakat umum dalam hal ini menjadi konsumen (pembeli) dan pemerintah menjadi penjual. Umumnya bentuk nyata yang sering ditemui dari jenis E-Commerce Government To Citizen (G2C) Ini adalah dalam bentuk e-comerce lelang berbasiskan web dan mobile.
Gambar E-Commerce Government To Citizen (G2C)
Sebagai contoh pemerintah suatu wilayah ingin melelang sejumlah peralatan kantor dan beberapa buah gedung kepada masyarakat umum, baik perorangan maupun kelompok (bukan perusahaan). Pemerintah memasangkan infosmasi ini melalui website pemerintah maupun website lainnya yang khusus untuk e-commerce. Proses transaksi terjadi secara online antara calon pembeli (masyarakat umum) dengan penjual (pemerintah). Harga tertinggi yang berhasil tembus di dalam lelang ini, umumnya akan digunakan oleh pemerintah sebagai salah satu sumber pendanaan untuk biaya pembangunan daerah yang bersangkutan. Contoh lainnya adalah penyediaan layanan transaksi online dan mobile bagi masyarakat oleh pemerintah. Misalkan saja,layanan pembayaran pajak layanan pembayaran sertifikat, pembayaran akta dan lain-lain.
0 komentar