Friday, December 28, 2018

LIMA JENIS MODEL BISNIS PADA E-COMMERCE

LIMA JENIS MODEL BISNIS PADA E-COMMERCE

       Di dalam suatu bisnis dijalankan, salah satunya dalam bentuk e-commerce terdapat setidaknya satu atau beberapa buah model bisnis (Business Model) yang diterapkan. Model bisnis dapat diartikan sebagai sebuah pola, strategi, dan ide di dalam menjalankan sebuah bisnis, berserta dengan kebijakan dan operasional di dalamnya. Terkait dengan e-commerce, setidaknya terdapat lima buah jenis model bisnis yang dapat diterapkan di dalamnya.
   Kelima jenis model bisnis pada e-commerce tersebut meliputi VanityStore FrontSubscriptionBusiness to Business, dan Affiliate Marketing. Kelima jenis model bisnis pada e-commerce ini akan dijelaskan pada setiap sub bab di bawah ini.

1. Vanity
    Model bisnis pertama yang dapat dilakukan pada e-commerce adalah Vanity. Vanity secara harfiah diartikan sombong. Maksudnya adalah pelaku e-commerce tidak memerlukan bantuan pihak lain di dalam menjalankan e-commerce, sebab bisnis yang dijalankannya melalui e-commerce cenderung diawali dari sebuah hobi. Pelaku e-commerce cukup menyediakan secara mandiri website atau blog yang mereka perlukan sebagai media untuk mengenalkan produk barang maupun jasa yang ingin mereka tawarkan kepada para pengguna internet sebagai calon konsumen mereka, sekaligus menyalurkan hobi.
     Untuk menarik perhatian sekaligus berbagi informasi dengan sesama (apalagi  dengan hobi yang sama), biasanya para pelaku e-commerce dengan model bisnis Vanity ini menambahkan beragam artikel menarik, promo online, wawancara ekslusif dengan narasumber, dan sebagainya yang berhubungan dengan hobi dan bidang e-commerce yang digelutinya tersebut. Sehingga berpotensi besar website e-commerce akan menarik minat banyak pengguna internet untuk mengunjungi (termasuk juga di dalam Search  Engine Optimization). Tentu ini akan menjadi salah satu pemasukan (selain transaksi penjualan produk atau jasa yang ditawarkan di dalamnya), termasuk juga melalui iklan.
   Situs e-commerce Linux Biasawae (http://toko.baliwae.com.) dan Juragan Kambing UI (http://juragan.kambing.ui.ac.id/), merupakan dua buah website e-commerce yang mengkhususkan di bidang penjualan DVD, CD, dan pernak-pernik seputar sistem operasi Linux dan aplikasi-aplikasi FOSS (Free and Open Source Software). Bermula dari hobi di bidang Linux dan FOSS, kemudian juga merambah ke bidang e-commerce, sekaligus ikut berbagi pengetahuan melalui artikel dan file yang disediakan.

Gambar Website Juragan Kambing UI


2. Store Front
    Model Store Front pada e-commerce secara harfiah adalah sediakan media toko online berbasis web maupun mobile di awal, kemudian baru pikirkan mana saja barang yang ditawarkan tersebut diperoleh untuk dikirimkan kepada konsumen yang memesan. Sehingga model bisnis Store Front ini memerlukan setidaknya dua syarat utama bagi pelaku e-commerce, yaitu :
1) Pelaku e-commerce harus berani menawarkan sebanyak mungkin jenis produk dan layanan kepada calon konsumen atau pengguna internet secara umum, melalui halaman website yang menjadi lahan toko online pelaku e-commerce bersangkutan. Masalah keberadaan stok atau darimana stok disuplai, adalah urusan kedua.
2) Lalu bagaimana dengan penyediaan stok dan suplai barang? Hal ini dapat disiasati dengan kerja sama sebanyak mungkin dengan para produsen dan distributor, termasuk juga industri rumah tangga (apabila ingin mengambil langsung dari tempat produksi pihak pertama). Bahkan apabila dimungkinkan, dapat langsung merangkap sebagai produsen, dengan penyediaan proses produksi.
3) Menjalani sistem Dropship dengan konsumen, produsen, dan distributor. Sistem Dropship berarti bahwa pelaku e-commerce dapat meminimalkan biaya pengiriman, namun barang yang  diinginkan (dipesan) oleh konsumen online dapat dipenuhi dengan baik.
    Amazon (www.amazon.com) dan EBay (www.ebay.com) adalah dua buah layanan e-commrce kelas dunia yang menjalankan model bisnis Store Front. Mereka cukup menyediakan informasi pada websitenya bahwa barang-barang tersebut selalu dalam kondisi stok tersedia. Mengenai bagaimana mereka memenuhi stok barang tersebut, mereka cukup bekerja sama dengan sejumlah produsen dan distributor yang sudah terpercaya dan bekerja sama selama bertahun-tahun dengan mereka. Contoh lainnya lagi dari e-commerce yang menerapkan model bisnis Store Front adalah sejumlah website e-commerce yang di dalamnya mengkhususkan kepada layanan lelang barang serta proses tender suatu proyek atau pengadaan dan pembelian barang dan jasa.

Gambar Website Amazon 

3. Subscription
    E-commerce dengan model Subscription merupakan e-commerce yang menerapkan konsep berlangganan gratis mengenai informasi produk yang mereka jual kepada konsumen, pelanggan, dan calon konsumen (para pengguna internet pada umumnya), melalui alamat e-mail yang didaftarkan oleh konsumen bersangkutan ke dalam kolom sistem Subscription yang disediakan pada website.
     Script untuk menyediakan layanan Subscription melalui alamat e-mail ini tersedia banyak sekali di internet, dalam bentuk kode PHP. Konsepnya adalah sistem membaca sejumlah alamat e-mail yang diinputkan oleh pengguna ke dalam sistem. Kemudian dilakukan pengiriman secara massal (melalui e-mail) ke alamat-alamat e-mail tersebut. Konsep ini hampir mirip dengan konsep Smap (e-mail sampah), namun bedanya adalah dilakukan dengan tujuan baik untuk melakukan promosi sekaligus informasi bermanfaat bagi konsumen (penerima).
     Di jaman Teknologi Informasi seperti saat ini, tersedia banyak sekali website e-commerce yang menyediakan tambahan fitur berupa kolom berlangganan (Subscription), untuk memudahkan pengunjung di dalam berlangganan berita melalui e-mail mereka. Bahkan website non e-commerce pun juga menggunakan layanan ini. Sebagai contoh Anda bisa mengecek e-commerce Birchbox (https://www.birchbox.com/).

Gambar Website Birchbox

4. Business to Business

    E-commerce dengan model bisnis Business to Business atau B2B, menekankan kepada proses transaksi yang tidak hanya melibatkan konsumen akhir, tapi juga sesama produsen, distributor, atau penjual lainnya (baik penjual besar, menengah, maupun kecil). Konsepnya sama seperti proses jual beli Business to Business di dunia nyata. Yaitu terdapat sebuah produsen barang yang menjual barangnya secara online kepada konsumen lain, yang kemudian menjual kembali produk tersebut atau menambahkan ke dalam produknya untuk kemudian dijual kembali.
     Terdapat banyak sekali contoh layanan e-commerce dunia yang menggunakan model bisnis Business to Business ini. Antara lain adalah Quill (http://www.quil.com/), Grainger (http://www.grainger.com/), MSC Industrial (http://www.mscdirect.com/), MC Master Carr (http://www.mcmaster.com/), dan Fastenal (http://ww.fastenal.com/). Masing-masing contoh ini memiliki kelebihan dalam hal layanan yang diberikan kepada para konsumen mereka.
Gambar Website Grainger E-commerce B2B

5. Affiliate Marketing

     E-commerce dengan model bisnis Affiliate Marketing merupakan e-commerce yang di dalamnya menyediakan konsep "bantu jual produk saya dan dapatkan komisinya". Hampir mirip dengan konsep model bisnis E-commerce Business to Business (B2B) yang dijelaskan sebelumnya pada bagian atas, namun yang membedakan adalah adanya komisi bagi konsumen dan distributor yang ikut berperan di dalam menjual produk dari suatu produsen. Dalam cakupan di dunia digital (untuk e-commerce), tentu saja bentuk implementasi model bisnis Affiliate Marketing tidak hanya sesederhana itu.
     Terdapat beberapa contoh implementasi model bisnis ini pada dunia Teknologi Informasi, untuk e-commerce. Keberagaman ini disebabkan oleh karena banyaknya ide, proses bisnis, dan implementasi teknologi, yang dapat diterapkan di dalamnya. Antara lain:
1) Tersedia sebuah website yang menjual produk sendiri. Kemudian setiap pengunjung internet dapat registrasi ke dalam sistem pada website tersebut, dan memperoleh komisi langsung untuk setiap pembelian produk sesuai dengan perjanjian (misalkan souvenr maupun gratis onkos kirim gratis untuk pembelian produk sekaligus).
2) Seperti contoh nomor 1 di atas, namun produk yang dijual adalah produksi perusahaan lain. Perusahaan menjadi penyedia barang, sementara pemilik web ikut membantu memasarkan secara online (dan memperoleh komisi sesuai perjanjian). Pada beberapa kasus, pemilik web tidak dapat bekerja sama dengan banyak perusahaan sekaligus, sehinggan tidak terpaku pada satu perusahaan atau produk saja.
3) Membuat sebuah website dengan tema tertentu, misalkan saja tentang buku dan budaya membaca. Disediakan banyak sekali artikel penting di dalam web ini yang disajikan oleh pemilik web. Kemudian disajikan sejumlah ruang iklan, dimana perusahaan dibidang buku (percetakan, penerbit, penulis, toko buku, lainnya) dapat meletakkan iklan mereka di sana secara gratis. Namun untuk setiap iklan yang diklik oleh pengunjung website bersangkutan dan terdapat produk yang dibeli oleh mereka, maka pemilik web berhak memperoleh komisi. Komisi ini sebagai kompensasi atas pemberian ruang iklan online dan sekaligus membantu memasarkan produk mereka ke konsumen.
4) Model Cost Per Click (CPC) dan Pay Per Click (PPC) yang diterapkan baik oleh pemilik website maupun merangkap sebagai pemilik dan produsen produk, terhadap konsumen yang mau mengklik iklan yang mereka berikan secara online dan mempublikasikannya ke pengguna internet lainnya (misalkan menggunakan Social Media dan Social Network). Komisi bisa saja akan ditambah apabila membeli produk yang ditawarkan tersebut.
     Adapun ilustrasi untuk sebuah e-commerce yang menggunakan model bisnis Affiliate Program ini, dapat disajikan pada gambar di bawah:
Gambar ilustrasi E-commerce model bisnis Affiliate Marketing

     Dari gambar di atas, dapat diketahui pada tahap awal perusahaan yang menawarkan afiliasi (Affiliate) membuat sebuah hubungan berskala bisnis (relationship) yang seakan-akan merupakan bisnis milik Anda. Anda dalam hal ini mewakili pelaku e-commerce yang menggunakan Affiliate Marketing ini. Misalkan saja afiliasi untuk satu atau beberapa buah produk maupun layanan, di mana untuk produk Anda memperolehnya langsung dari pihak afiliasi. Kemudian Anda memasangkan iklan produk maupun layanan afiliasi tersebut ke internet, sambil menunggu adanya respon dari para pengguna internet lainnya sebagai calon konsumen. Setelah konsumen merasa tertarik dengan produk atau layanan afiliasi yang Anda tawarkan tersebut, Anda akan memperoleh pembayaran dari transaksi online yang dilakukan oleh konsumen. Data-data penjualan produk afiliasi Anda akan dicatat oleh sistem milik perusahaan afiliasi, untuk kemudian diberikan kompensasi penghargaan (Rewatrd) dalam bentuk uang, sebagai komisi atas bantuan Anda di dalam ikut menjual produk maupun layanan yang diafiliasika tersebut.